CORONAMETER — Jakarta – Masuk angin merupakan kondisi yang sering dialami banyak orang, terutama saat cuaca tidak menentu atau setelah kelelahan beraktivitas. Beberapa tanda-tanda masuk angin yang umum dirasakan antara lain tubuh terasa tidak enak, perut kembung, dan muncul rasa menggigil meski suhu tidak terlalu dingin.
Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti terlalu lama terkena angin malam, kurang tidur, atau stres. Saat kondisi ini terjadi, tanda-tanda masuk angin lainnya yang mungkin menyertai adalah nyeri otot, badan lemas, serta rasa tidak nyaman di tenggorokan atau kepala yang berat
Dengan mengenali tanda-tanda masuk angin sejak dini, kita dapat segera mengambil tindakan untuk mencegah kondisi memburuk. Mengonsumsi minuman hangat, menjaga tubuh tetap hangat, dan beristirahat cukup bisa menjadi langkah awal yang efektif untuk membantu pemulihan tubuh secara alami.
Tanda-tanda Masuk Angin
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5277047/original/083807100_1751975773-Sakit_mag.jpg)
Menurut Triratnawati (2011) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Aceh Anthropological Journal, Volume 7, No. 2, 274-294, Oktober 2023, masuk angin merupakan suatu penyakit yang dipercaya dapat terjadi karena hilangnya keseimbangan dalam tubuh manusia. Keseimbangan tersebut termasuk keseimbangan dalam hal perilaku kesehatan manusia hingga keseimbangan dalam bagaimana manusia berperilaku dalam kehidupannya.
Berikut ini tanda-tanda masuk angin:
1. Perut Kembung
Perut terasa penuh atau begah akibat penumpukan gas di lambung dan usus merupakan keluhan paling sering saat masuk angin. Sensasi ini bisa muncul setelah makan terlalu cepat, konsumsi makanan berminyak, atau akibat perubahan suhu tubuh. Kembung juga kerap disertai rasa tidak nyaman, nyeri ringan di bagian perut, dan keinginan sering bersendawa atau buang angin.
2. Mual dan Nafsu Makan Menurun
Masuk angin dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna bagian atas, yang memicu rasa mual berkepanjangan. Gejala ini sering membuat seseorang enggan makan dan hanya ingin berbaring. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan energi dan memperparah kondisi tubuh.
3. Sering Bersendawa
Bersendawa berulang menjadi mekanisme tubuh untuk mengeluarkan gas dari perut. Ini biasanya terjadi karena akumulasi udara di lambung yang masuk saat makan atau minum. Pada orang yang masuk angin, frekuensi sendawa bisa meningkat secara signifikan, dan terkadang menimbulkan rasa tidak nyaman di dada atau tenggorokan.
4. Nyeri Ulu Hati
Rasa nyeri atau perih di area ulu hati bisa menjadi pertanda adanya iritasi atau tekanan gas dalam lambung. Sensasi ini mirip dengan gejala gangguan asam lambung, dan biasanya disertai rasa panas, mual, bahkan kadang rasa terbakar yang menjalar ke dada.
5. Menggigil atau Meriang
Tubuh yang menggigil atau merasakan meriang menandakan reaksi sistem imun terhadap stres tubuh atau infeksi ringan. Biasanya, ini disebabkan oleh perubahan suhu tubuh akibat paparan angin, udara dingin, atau kelelahan fisik. Meski tidak selalu disertai demam, tubuh bisa terasa “tidak enak” dan lemas.
6. Demam Ringan
Meskipun tidak tinggi, demam ringan dapat menyertai masuk angin sebagai sinyal bahwa tubuh sedang berusaha melawan infeksi. Suhu tubuh yang sedikit naik, ditambah sakit kepala ringan dan kelelahan, sering dianggap sebagai “gejala awal sakit”.
7. Pegal-pegal dan Badan Lemas
Otot yang terasa nyeri dan tubuh yang lesu biasanya terjadi karena proses peradangan ringan dalam tubuh. Saat masuk angin, tubuh memerlukan waktu istirahat ekstra agar metabolisme kembali stabil. Keluhan ini sering muncul setelah aktivitas berat atau kurang tidur.
8. Batuk, Bersin, dan Sakit Tenggorokan
Gejala pernapasan ini menunjukkan bahwa masuk angin bisa berkaitan erat dengan infeksi saluran napas atas. Tenggorokan terasa gatal, batuk kering, atau pilek bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang melawan virus ringan, seperti flu biasa.
9. Keringat Dingin dan Mudah Mengantuk
Tubuh yang berkeringat dingin, terutama saat merasa tidak enak badan, merupakan tanda bahwa sistem saraf otonom sedang aktif mengatur suhu tubuh. Disertai rasa kantuk berlebih, ini menunjukkan bahwa tubuh sedang berupaya untuk pulih melalui proses tidur atau istirahat.
Penyebab Masuk Angin
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4817789/original/012205100_1714477741-pexels-polina-tankilevitch-3873188.jpg)
Mengutip buku berjudul Seri Kesehatan Umum: Pencegahan Dini Gangguan Kesehatan (2005) oleh Dr.dr. Anies MKes PKK, gejala dari “masuk angin” bisa bermacam-macam. Perut terasa kembung dan disertai rasa kurang nyaman dan mual-mual kerap kali dikeluhkan sebagai “masuk angin”. Keluhan atau gejala-gejala yang digolongkan dengan istilah “masuk angin” umumnya dianggap penyakit ringan, sepele dan tak perlu dirisaukan.
Berikut ini penyebab masuk angin:
1. Paparan Angin Dingin atau Udara Lembap Secara Langsung
Banyak orang percaya bahwa terlalu lama terkena angin malam atau berada di tempat bersuhu rendah bisa menyebabkan masuk angin. Meski tidak terbukti secara medis sebagai penyebab langsung, kondisi ini bisa menurunkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh lebih mudah terserang infeksi virus ringan.
2. Kelelahan dan Kurang Tidur
Tubuh yang kelelahan akibat aktivitas berlebihan tanpa istirahat cukup menjadi rentan terhadap gangguan kesehatan. Ketika tubuh lelah, sistem imun melemah, dan gejala seperti pegal-pegal, meriang, dan lemas yang sering dianggap sebagai tanda masuk angin bisa muncul.
3. Infeksi Virus Ringan (Flu dan Common Cold)
Dalam banyak kasus, masuk angin sebenarnya merupakan manifestasi dari infeksi virus ringan. Gejalanya bisa berupa pilek, batuk, sakit tenggorokan, demam ringan, dan nyeri otot. Istilah “masuk angin” sering digunakan secara umum untuk menggambarkan kondisi ini.
4. Gangguan Sistem Pencernaan
Pola makan tidak teratur, konsumsi makanan berminyak, pedas, atau sulit dicerna bisa memicu perut kembung, mual, dan nyeri ulu hati. Gejala-gejala ini sering dikaitkan dengan masuk angin, padahal secara medis bisa dikategorikan sebagai dispepsia atau gangguan pencernaan.
5. Stres dan Emosi Tidak Stabil
Kondisi psikologis seperti stres, cemas, atau depresi ringan juga dapat memengaruhi sistem imun dan fungsi tubuh lainnya. Hal ini dapat menimbulkan gejala fisik seperti lemas, nyeri kepala, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan yang sering dianggap masuk angin.
6. Perubahan Cuaca yang Ekstrem
Peralihan musim atau cuaca yang tidak menentu, seperti hujan tiba-tiba atau suhu udara yang naik turun drastis, bisa memicu ketidakseimbangan tubuh. Akibatnya, daya tahan menurun dan gejala seperti menggigil, demam ringan, dan pilek mulai dirasakan.
7. Kurangnya Asupan Nutrisi dan Hidrasi
Kekurangan cairan atau pola makan yang tidak bergizi juga bisa menyebabkan tubuh menjadi lemah, gampang sakit, dan lebih mudah mengalami gejala yang sering dikaitkan dengan masuk angin, seperti mudah lelah dan tidak enak badan.
Memahami penyebab masuk angin secara tepat sangat penting agar penanganan yang dilakukan juga sesuai dan efektif. Jika gejala berlanjut lebih dari 3 hari atau disertai keluhan berat, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Cara Mengobati Masuk Angin yang Dapat Dilakukan Secara Mandiri
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5196411/original/035523300_1745403753-Suhu_tubuh.jpg)
Menurut Sangat, H.M, dkk (2000) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Medika Nusantara Vol. 1, No. 3 Agustus 2023, masuk angin umumnya diatasi dengan ramuan tradisional baik berupa daun, bunga, akar, umbi, atau buah tumbuhan tertentu, terdapat kesamaan prinsip yaitu adanya upaya menghangatkan tubuh penderita masuk angin.
1. Istirahat yang Cukup
Tubuh memerlukan waktu untuk memulihkan diri dari kelelahan dan infeksi ringan. Istirahat yang cukup membantu memperkuat sistem imun, mempercepat pemulihan, dan meredakan gejala seperti meriang, lemas, serta pegal-pegal.
2. Perbanyak Minum Air Hangat
Cairan hangat membantu mengencerkan lendir, mengatasi tenggorokan kering, dan menjaga tubuh tetap terhidrasi. Bisa juga dikombinasikan dengan madu dan perasan lemon untuk memberikan efek menenangkan dan membantu meredakan batuk serta pilek ringan.
3. Mengonsumsi Makanan Bergizi dan Hangat
Sup ayam, bubur hangat, atau minuman jahe bisa membantu menghangatkan tubuh dan mempercepat pemulihan. Hindari makanan berminyak atau pedas yang bisa memperparah gangguan pencernaan bila gejala masuk angin disertai perut kembung atau mual.
4. Kerokan atau Pijat Tradisional
Kerokan masih menjadi metode populer di masyarakat Indonesia. Meski secara medis belum terbukti efektif, kerokan atau pijat ringan bisa memberikan rasa nyaman, melancarkan peredaran darah, dan mengurangi rasa pegal.
5. Gunakan Balsam atau Minyak Kayu Putih
Mengoleskan balsam, minyak kayu putih, atau minyak telon ke bagian dada, punggung, dan perut bisa membantu meredakan perut kembung, menghangatkan tubuh, dan memberikan efek relaksasi.
6. Konsumsi Obat Simptomatik
Jika gejala cukup mengganggu, Anda bisa menggunakan obat bebas seperti:
– Parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri otot
– Antasida jika disertai keluhan mual atau gangguan lambung
– Dekongestan atau obat batuk pilek sesuai kebutuhan
Namun, selalu baca aturan pakai atau konsultasikan dengan apoteker atau dokter.
7. Hindari Aktivitas Berat dan Paparan Dingin
Saat tubuh belum pulih sepenuhnya, hindari terlalu lama berada di ruangan ber-AC atau di luar saat malam hari. Juga kurangi aktivitas fisik berat yang bisa membuat tubuh semakin lelah.